2020-08-12 |  Kilas Kementerian

TRIBUNNEWS.COM-Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menanam tudu Ijo bawang hijau dan menabur jagung di Desa Habeahan, Kabupaten Lintongnihita, Kabupaten Hasundutan, Hongbang pada Sabtu (20/6). Menteri Pertanian SYL juga berkesempatan memanen bawang merah bersama R.Sabrina, Sekda Provinsi Sumatera Utara, dan Dosmar Banjarnahor, Bupati Humbang Hasundutan dari Desa Parulohan. SYL mengaku kaget dengan potensi alam dan pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan. “Potensi lahan dan pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan sangat besar. Kentangnya bagus, daun bawang besar, bawang putih bagus, dan jagung banyak. Harapan dan kebutuhan saya sebagai Menteri Pertanian, masyarakat Humbang besok semoga lebih sejahtera,” kata SYL kepada petani setempat.

SYL menyatakan bahwa setidaknya ada tiga hal yang membuat Humbang Hasundutan layak untuk dikembangkan. Pertama, alam dan tanahnya sangat subur. Kedua, banyak petani. Ketiga, Bupati ingin memperjuangkan rakyatnya. Orang miskin Hong Bang tidak bisa menahannya. Dia tidak mengambil jalan yang salah. Keyakinan agamanya tidak benar. Dia Tidak mau bekerja keras atau menerima benih yang ditanam di aspal, “petani setempat menyambutnya dengan hangat. , Traktor dan pembudidaya lapangan, benih jagung hibrida, asuransi komersial petani pertanian (AUTP), asuransi niaga hewan kerbau, dan KUR dari berbagai bank distribusi. Di bidang pertanian, SYL berharap dapat mengembangkan bawang merah dan bawang putih di daerah ini.

“Kita butuh proses. Kita harus melakukan intervensi benih, permodalan, mekanisasi, perbanyakan pupuk dan obat melalui KUR, kemudian mengintervensi fasilitas pascapanen. Hal ini sangat penting, agar pada saat proses pemanenan bawang merah Harganya tidak akan turun, dan semangat panen tidak penting. Kata SYL. Ini tugas bersama semua pihak. Di saat yang sama, Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor dalam sambutannya mengatakan bahwa 90% penduduknya Di atas adalah petani. Produk yang dikembangkan antara lain jagung, kopi, kentang, bawang merah, bawang putih, dan beras. Diakuinya, pendapatan petani di daerah itu masih perlu dioptimalkan. Di wilayahnya. “Selama ada dukungan ekskavator, kita punya 57.000 Hektar lahan bisa diolah untuk produksi pangan. Sejauh ini kami sudah mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian, dan saya berharap dapat memberikannya lagi di masa mendatang. “

Soal bawang putih, Bupati mengatakan saat tanam dimulai tahun 2018, petani dan petugas dinas takut ketika menanam bawang putih. Mereka khawatir umbinya tidak keluar setelah disemai.

“ Ternyata saat kami coba Saat disemai, umbi bisa keluar. Hasilnya bagus. Kuncinya menanam dari biji dengan umbi besar dan cengkeh, ”bupati muda menjelaskan. (*)

Tinggalkan Balasan