2020-07-28 |  Kilas Kementerian

Budi Arie Setiadi, wakil menteri desa TRIBUNNEWS.COM-PDTT, mengatakan bahwa penduduk desa yang terkena wabah Covid-19 akan diawasi secara ketat dalam rencana bantuan tunai langsung (BLT). Budi Arie mengatakan: “Ini tidak digunakan oleh penyelundup.

Dia meminta pemerintah daerah, kepala desa, pejabat desa, mediator desa dan masyarakat untuk secara aktif memantau implementasi rencana BLT,” kata Budi.

Baca: Menteri Sosial menyarankan para pemimpin desa yang takut menyebarkan gubuk demi keselamatan polisi – menurut Budi Arie, rencana BLT untuk orang miskin adalah karena epidemi Covid-19. Ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat. “Rencana Desa BLT adalah kepedulian presiden terhadap penduduk desa yang menderita epidemi ini,” kata Budi. Keputusan Presiden Jokovy adalah bencana nasional, sehingga semua pihak harus mempertahankan keberhasilan rencana BLT.

“N memungkinkan siapa pun untuk menggunakan epidemi Covid-19 untuk keuntungan pribadi, termasuk berurusan dengan dana BLT. Kami berharap rencana itu tidak akan memiliki kesimpulan dan kasus hukum,” kata Budi Arie.

Wakil Menteri Budi Arie menjelaskan bahwa program BLT yang didanai oleh anggaran negara adalah sekitar 22 triliun rupee. Mulai dari bagian dari Dana Pedesaan 2020, dalam tiga bulan dari April hingga Juni, ada 72 triliun rupee per bulan. Sekitar 12 juta keluarga akan mendapat manfaat dari rencana tersebut. misi selesai. Transfer tunai ini berguna untuk memulihkan daya beli penduduk desa yang terpukul keras. “Data tentang penerima manfaat dari rencana sedang dikumpulkan. Jangan tumpang tindih dengan rencana PKH, bantuan pangan non-moneter masih menjadi tujuannya. Warga desa yang memiliki akses ke rencana harus mendapatkannya. Itu harus tepat waktu,” kata Wakil Menteri Budi. Arie .

Dia menunjukkan bahwa mekanisme pemantauan telah dilakukan untuk memastikan bahwa rencana BLT beroperasi seperti yang diharapkan dan efektif seperti yang diarahkan oleh Presiden Zokovi. (*)

Tinggalkan Balasan