TRIBUNNEWS.COM-Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus melakukan perjalanan ke berbagai daerah untuk memastikan ketersediaan pangan, terutama di tengah pandemi yang tiada henti ini.

Usai beberapa putaran kegiatan dan kunjungan ke wilayah tersebut, pada Sabtu (9 September 2020), Menteri Pertanian melakukan kunjungan kerja dalam rangka panen padi di Desa Karang Tumaritis, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu.
Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, dalam sambutannya mengatakan bahwa pertanian itu afirmatif. Setiap orang di dunia selalu membutuhkannya.
“Saya sangat senang berada di lingkungan Haurgeulis ini sampai saya mengalami pasang surut,” lanjut Syahrul. Selain itu, Siarul juga menyampaikan bahwa Menteri Pertanian harus turun ke daerah untuk mendengarkan keluhan petani dan mampu memenuhi kebutuhannya. “Dalam perjalanan saya sampai di sini, presiden meneleponnya dan dia mengatakan kepada saya untuk tidak mengabaikan melestarikan pertanian kita dan menyelesaikan masalah Indra Mayo.” Karena pertanian adalah satu-satunya sektor ekonomi yang tidak mengalami penurunan, itu telah menjadi negara kita. Tulang punggung perekonomian, ”jelas Syahrul.
Di saat yang sama, menanggapi kelangkaan pupuk di Indramayo saat ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut. Akan segera dilepas. Didampingi pejabat dari Eselon 1, Syahrul Saya sangat yakin langkah ini akan segera dilaksanakan.
“Saya bangga Indramayu menjadi negara kabupaten dengan produksi beras tertinggi di Indonesia pada 2019. Indramayu membuktikan prestasi Kabupaten yang luar biasa ini. Kendati ada tantangan, alih fungsi lahan sudah meluas, terutama di kawasan Pantura, namun Indramayo memiliki kemampuan membuktikan sebagai penyumbang utama pangan nasional, ”jelas Syahrul.
Menteri Pertanian pun mengimbau perbankan. Mempermudah proses peminjaman agar petani tidak takut berhutang. Ibu-ibu petani, hal ini sangat penting. Syahrul menjelaskan, antusiasme petani di Indramayu masih menjadi contoh pertanian di daerah lain. 122.920. Produksi beras pada paruh kedua tahun 2019 dan 2019 sebesar 1.376.430 ton GKG Atau setara atau setara dengan 789.658 ton beras, provinsi ini mencapai 6,38 ton / ha pada tahun 2019. Perkiraan luas tanam dari April hingga Juli 2020 adalah 105.576 hektar. Sedangkan untuk Jagung di Kabupaten Indramayo, panen tahun 2019 Luas areal 365 hektar dan hasil 32 ton BK. Target tanam April-Juli 2020 kekurangan pupuk 2.168 hektar. Taufik mengatakan: “Alhamdulillah, Menteri Pertanian segera merespon hal ini. Terima kasih Menteri.
Ditempat yang sama, Suwandi, General Manager Tanaman Pangan, mengakui Kabupaten Indramayu telah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan donasi, produksi beras, dengan bantuan sarana produksi dan mesin pertanian. Khusus untuk tanaman pangan, Bantuan mulai dari penanaman benih dan padi hingga mesin pertanian setelah panen. Oleh karena itu, Suwandi berharap petani terus menggarap lahannya sendiri. Ia mengatakan: “Meninggalkan kami, pemerintah sedang mempertimbangkan bagaimana melakukannya. — Suwandi juga meminta petani untuk menggunakan KUR. Suwandi melanjutkan: “Kami sudah menyediakan KUR untuk hasil tanaman pangan. Sebisa mungkin gunakan, terutama untuk penggilingan padi. Bisa digunakan untuk menyerap gabah petani dengan harga yang pantas. . “-Benih padi hasil budidaya sendiri, benih jagung, mesin pemanen gabungan Havester, pemanen listrik, traktor roda empat, traktor roda dua, pembudidaya, pompa air, penyemprot tangan, irigasi, TPA, KUR dan AUTP. (*)