2020-10-27 |  Kilas Kementerian

TRIBUNNEWS.COM-Administrasi Kemaritiman Kementerian Perhubungan terus mendorong swasembada pangan, khususnya swasembada daging sapi nasional, agar selalu memenuhi kebutuhan masyarakat. , Kementerian Perhubungan Dinas Perkapalan Umum Kapten Visnu Hanokko terus memberikan dukungan untuk tetap mengoperasikan enam kapal pemeliharaan sapi sejak 2018 guna memenuhi swasembada pangan, khususnya daging sapi. Perahu ternak memiliki jadwal tetap. (Keahlian) Meski saat terjadi pandemi Covid-19, pengguna jasa bisa lebih yakin dalam mempersiapkan dan mengangkut sapi untuk dipelihara, ”kata Capt Wisnu di Jakarta, Rabu (24/6) .— -Untuk enam kapal ternak yang disebutkan, Kapten Visnu terus melaju setiap kilometer. Camara Nusantara 1. KM, Perni dioperasikan oleh PT. Camara Nusantara 2. Camara Nusantara 2. dioperasikan oleh PT. Pelayaran Wirayuda Maritim, Queensland. Camara Nusantara 3 dan KM Cemara 4 dioperasikan oleh PT. Lintas Globalindo undersea di Queensland. Camara Nusantara 5 dioperasikan oleh PT. Line area. Kelima kapal ini semuanya dioperasikan di pelabuhan asalnya di NTT Cuban. Kapal lainnya adalah KM. Camara Nusantara dioperasikan oleh PT 6. Basis pelabuhan ASDP terletak di Kwandang Gorontalo.

“Berdasarkan data Juni 2020, keenam kapal ini mengangkut total 13.163 ekor sapi, 24 kambing dan 24 kuda. Untuk memenuhi permintaan daging. Wilayah Indonesia, khususnya Provinsi DKI Jakarta, ”kata Kapten Visnu.

Menurutnya, rencana pengoperasian kapal khusus angkutan ternak yang disediakan Kementerian Perhubungan merupakan salah satu rencana tol laut yang dilaksanakan melalui implementasi rencana tersebut. Dari sentra produksi ternak hingga kawasan konsumsi ternak, maka dalam hal ini biaya operasional selalu disubsidi oleh pemerintah melalui anggaran Kementerian Perhubungan oleh Administrasi Umum Angkutan Laut.

“Dalam tiga tahun terakhir, enam ekor disediakan oleh Administrasi Umum Perhubungan Anggaran subsidi untuk pengoperasian kapal ternak juga meningkat, pada tahun 2020 kami telah mengalokasikan 46,5 miliar dolar AS. Kapten Wisnu berkata: “Anggaran pada tahun 2018 adalah 36,8 miliar dolar AS dan pada 2019 menjadi 23,3 miliar dolar AS.” – 6 ruas jalan yang dilayani oleh 6 ekor sapi, yang masing-masing merupakan jalan RT-1 yang terhubung ke pelabuhan Coupang, NTT adalah Jalan Kupang-Waingapu-Tanjung Pruek-Cirebon-Kupang; Tol RT-2 dengan pelabuhan dasar Kupang NTT disediakan oleh Jalan Kupang-Wini-Atapupu-Tanjung Priok / Banjarmasin / Samarinda-Kupang Pelayanan; Tol RT-3 dengan basis pelabuhan Coupang, NTT melayani Jalan Coupang / Bima-Tanjungpruk-Coupang / Bima.

Tol RT-4 dengan pelabuhan pangkalan Coupang, NTT melayani jalan Kupang-Wini-Atapupu-Samarinda / Balikpapan-Kupang; Jalan RT-5 dengan pangkalan pelabuhan NTT Kubang mengarah ke Kupang-Banjarmasin- Tol Bima-Banjarmasin-Kupang; Tol RT-6 terhubung ke pelabuhan dasar Kwanang, melayani jalan raya Kwandang-Tarakan-Balikpapan / Samarinda-Kwandang. Biasanya barang sebagian besar akan dikirim ke Jakarta, dan menjelang Idul Adha, daerah lain seperti Samarinda, Balikpapan, Riau, dan Bangkulu akan diminta, yang bukan jalur reguler yang disediakan oleh pemerintah daerah. Kapten Wisnu Handoko meminta untuk menambah atau mengubah jalur operasi kapal penangkaran tersebut, menjelaskan pada prinsipnya selama masih di Indonesia semua kapal ternak dapat digunakan untuk mengangkut ternak.

Kapten Wisnu berkata: “Berdasarkan ketersediaan subsidi pemerintah saat ini, rute kapal ternak saat ini didasarkan pada rute yang direncanakan untuk tahun sebelumnya. Rute dan itinerary ditentukan berdasarkan area penerimaan dan penerimaan yang diusulkan.” Pada tahun berjalan, jika ada permintaan penyimpangan rute di luar jangkauan yang telah ditentukan, harus ada proposal resmi daerah pengirim, dan penerima harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan.Badan ini terdiri dari Administrasi Umum Transportasi Laut Kementerian Pertanian, Biro Transportasi dan Transportasi Laut, dan Kementerian Kesehatan Hewan. Penanggung jawab yang bersangkutan menyimpulkan: “Pencapaian akan didanai oleh pihak pengirim ternak.” Wisnu. (*)

Tinggalkan Balasan